Ekspedisi Tanah
Sumatera
Padang, Teater Langkah
sebagai komunitas kampus tertua Sumatera Barat, kini kian memberontak menjejaki
berbagai Kota di Sumatera, namun kali ini kota yang dikenal dengan Tanah Deli menjadi
target dalam alur kesenian Teater Langkah sebagai bukti bahwasannya, seni
khususnya dibidang Teater Kampus masih hidup dan terus berkembang terutama di
lingkungan Fakultas Ilmu Budaya Unand Padang.
Teater Langkah sebagai teater kampus tertua di
Sumatera Barat sejak berdiri pada tahun 1987 hingga memasuki tahun 2017, telah
mengalami berbagai lika-liku dalam sebuah kesenian. Namun seiring bergantinya
generasi Teater Langkah mulai merangkai berbagai kegiatan kesenian khususnya di
dalam sebuah pertunjukan Teater. Terlihat dimana Kota Jambi merupakan kota yang
selalu dikunjungi oleh Teater Langkah sebagai wadah dalam memperkenalkan
bahwasannya Teater Langkah sebagai Teater Kampus masih eksis dalam sebuah kesenian
Teater.
Pada tahun 2011 Teater Langkah menapaki jejak di
kota jambi dengan membawa pementasan Anak Lanun karya Pinto Anugrah dan Primordial karya S Metron
M, setelah itu mengukir jejaknya di ekspedisi kincah Jambi II, dengan membawa
dua pementasan Teater, yakni, pementasan makam di pertuan karya Wisran Hadi dan
Jam Dinding yang Berdetak Karya Nano Riantiarno, dan pada tahun ini Langkah
kembali unjuk gigi di taman Budaya Jambi, pada Bulan September.
“3 kali menampakan taringnya di Kota jambi, Teater
Langkah mulai memperkenalkan dirinya ke kota Pekanbaru pada beberapa waktu
silam, mengebrak kesenian teater dengan menyajikan naskah Bak Karya Pinto
Anugrah Sutradara Ditto Aditya dikota yang memiliki semboyan Bertuah dengan tujuan
memperkenalkan kembalinya Teater kampus tertua ini, bahwasanya Teater Langkah
masih hidup dilingkungan Sumatera Barat”. Ujar Darisman selaku pimpro
“ setelah berkunjung kebeberapa kota tersebut,
Teater Langkah juga akan berkunjung ke kota Medan kota yang dikenal dengan
Tanah Deli dengan perencanaan yang matang, kami siap untuk mengukir jejak
Teater langkah ke Tanah Sumatera”. Pungkasnya
Ketua Teater Langkah juga memaparkan “dalam perencanan
ke kota Medan hal yang sama kami berikan pada masyarakat Medan, yakni berupa Hiburan kesenian teater,
namun dengan kemasan yang berbeda. Kami sajikan Pementasan ini untuk terus
meningkatkan kreativitas masyarakat dalam menciptakan karya Seni, sebab selain
pementasan kami juga mengelar diskusi Teater”.
Dua pementasan yang akan di sajikan di Tanah Deli kota
Medan berupa pementasan Teater dengan naskah Penjual Bendera karya Wisran Hadi
sutradara Alfi Syahri dengan sinopsis “bendera dari kain, kain dari benang,
benang dari kapas, kapas dari biji kapas, biji kapas dari pohon kapas”.
Sedangkan pementasan yang satu lagi dengan naskah Bak karya Pinto Anugrah
sutradara Ditto Aditya dengan sinopsis “ dimana-dimana ada sampah, akan sangat
menjijikan”.
“Dengan salah satu tujuan membangun kesadaran dan
membuka wacana pemain atau penikmat bahwa
kreativitas dari penggarapan teater panggung ini dapat dijadikan wadah,
sebagai media ekspresi dan pencerahan
hidup dari sebuah lakon dan menjadikan proses kreatif yang berkesinambungan bagi anggota kelompok,
selain itu juga menggungah keberadaan teater kampus di sumatera barat, baik
yang “mati suri” ataupun yang sudah
tidak aktif lagi untuk kembali memperdengarkan gaung keberadaan mereka”. Tegas
Ditto Aditya selaku Ketua Teater Langkah
Ditto juga menambahkan pementasan ini kami sajikan
kepada seluruh masyarakat kota Medan, baik berupa mahasiswa, siswa, pelajar SMP
dan SMA, perantau minang yang berada di Medan dan wisatawan dengan satu tujuan
sebagai hiburan kesenian (***)
Yeffy Ramadhani Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar