NASKAH DRAMA
“PUTI
GONDORIAH”
Naskah ini Merupakan Adaptasi dari Kaba dan Naskah Drama "Anggun Nan Tongga" Karya Wisran Hadi
TEATER LANGKAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ANDALAS
Jika ada yang ingin menggarap naskah ini tolong hubungi penulis :
085264453930
Terima Kasih ***
Pemain :
Puti Gondan
Gondoriah : kekasih Anggun Nan Tongga
Anggun Nan
Tongga :
Putra
Mahkota ( kekasih Gondan Gondoriah)
Ameh Manah : Ibu kandung
Gondan Gondoriah
Kambang Malang : Adik lelaki Gondan
Gondoriah
Kambang Bungo : Adik perempuan Gondan Gondoriah
Ninik Tuo : Mamak Gondan
Gondoriah.
Gejolak
hati dan perasaan beradu menjadi satu deru yang kian meremba seluruh hembusan nafas.
janji
terukir pada setiap lantunan kata yang keluar dari setiap ucapan yang tertera pada hati seseorang.
Lantunan
ombak beradu mengais batu karang
Hati perempuan
bergejolak lontarkan deru air mata.
BABAK 1
Tarantang titian batang manau
Jan diambiak ka pamenan
Badan tahanta dikoto tanau
Pangana nan di tiku pariaman
Bagageh manti jo penghulu
Dicari
malah carano gadang
Cukuik
jo siriah salangkoknyo
Untuak panyambuik tuan tongga
Berbunyi
Gandang Tambua orang kampung Tiku Pariaman, upacara penyambutan kedatangan
Anggun Nan Tongga.
PROLOG
Sementara
Puti Gondan Gondoriah yang sedang duduk di Kamar sambil menyulam baju,
datanglah si Kambang Malang yang bergegas-gegas, dengan nafas sesak usai
berlari. Memberikan kabar ke Puti Gondan Gondoriah, bahwa kekasihnya Anggun Nan
Tongga telah datang di kampung Tiku Pariaman.
KAMBANG
Puti Putiiiiiiii
Puti Gondan Gondoriah
Putiiiii
Puti Gondan Gondoriah.
GONDAN
(terdengarlah kambang yang
teriak memanggil namanya)
KAMBANG
tidakkah kau mendengar tambua berbunyi,
sahut menyahut tabuh yang banyak di
dalam kampung Pariaman ? tidak kah kau mendapat
kabar, bahwa tuan Tongga telah datang !
GONDAN
(mendengar kabar itu,
berjatuhan lah air mata gondan dan membasahi
sulamannya).
KAMBANG
Gondan, kenapa kau diam ? segeralah berkemas, orang di dalam Nagari sudah sibuk untuk pergi menuju
kualo nantun, melihat kedatangan tuan
tongga dari laut seberang.
GONDAN
iya, aku mendengar dan mengetahui kedatangan putra Mahkota itu kambang
KAMBANG
lantas mengapa kau diam ? lekaslah kau pergi untuk menemuinya, tak rindukah kau kepada kekasihmu,
sekian lama cintamu menanti kedatangan
Tuan Nan Tongga.
GONDAN
adikku si kambang Malang, aku tidak akan menemuinya !
KAMBANG
kenapa ?
GONDAN
dia telah pupuskan tali pengharapanku, penantian cinta yang telah ia goreskan didalam hatiku. Ia janjikan kepada aku sebuah pengharapan besar sebelum seorang putra
mahkota pergi merantau kepulau jawa.
Tapi nyatanya dia ingkari sendiri,
air jernih yang telah diminumnya, bunga
kembang yang telah dipersuntingnya. hina
rasanya diriku, jika harus menemui
putra mahkota. Oleh sebab itu aku akan menepati janjiku pergi kegunung ledang, tempat sakti dan angker, berdiam selama tujuh belas bulan, berjalan
selama sepuluh hari, biarlah aku hilang
di dalam hutan.Untuk menepati sebuah
perjanjian.
KAMBANG
(TERKEJUT MENDENGAR PERKATAAN GONDAN) kakak ku puti gondan gondoriah, kenapa harus keputusan itu yang
kau ambil ? pikirkan baik-baik keputusanmu, janji Nan Tongga memang telah
berubah, mungkin ada sebabnya.
GONDAN
ada sebabnya atau tidak, yang terpenting ia sudah melukai
hatiku!!
KAMBANG
seperti itulah perempuan, tak ingin pernah mendengar sebuah
alasan, selalu mengikuti perasaan. Lebih baik kau pikirkan baik-baik keputusan
konyolmu itu gondan.
GONDAN
adikku kambang malang! hatiku sudah bulat ! tidak akan ada yang
bisa melarang keputusanku! biarkan putra mahkota itu sadar dengan janji yang
pernah diutarakannya kepadaku!
KAMBANG
bundo kandung dan ninik mamak akan menahan langkahmu Gondan!!
GONDAN
jika mereka berani menahanku, darah akan tumpah ditengah rumah,
keris akan menancap dipembulut darah, tidak takut nyawa akan melayang, jika itu
sudah keputusanku kambang !!!! (MELANGKAH PERGI KEKAMAR)
(TERDIAM KAMBANG MENDENGAR KEPUTUSAN GONDAN, TAK DAPAT TERTEGUN
LANGKAH KAMBANG DENGAN PERKATAAN KAKANYA).
KAMBANG
Gondan ! Gondan !!! kalo itu sudah
keputusanmu, pergi lah Gondan dan akan aku amanatkan Anggun Nan Tongga untuk
menjemputmu.
(Masuklah Gondan Gondoriah kedalam Kamar, bersiap untuk pergi
menuju Gunung Ledang)
NINIK TUO
kemana kau ? apa sebabnya kau tidak pergi ke kualo nantun, ikut
menyambut kedatangan Tunanganmu? kau
membuat mandeh kanduang marah !
(GONDAN TETAP MELANGKAH PERGI, TANPA MENGHIRAUKAN PERKATAAN MAMAKNYA).
NINIK TUO
Gondan !!! lancang kau pergi tanpa mendengar perkataanku,
kemanakan tak tau di untung, tak tau sopan santun dan tata krama, pergi tanpa
menampakkan mungka, padahal kau tau aku disini berdiri dan berbicara kepadamu !
GONDAN
maaf inyiak, bukannya maksud hati tak mendengar perkataanmu,
bukan maksud lancang kepadamu, sebab hati tak ingin berjumpa dengan Anggun Nan
Tongga. Oleh sebab itu aku tidak mengikuti penyambutan kedatangan putra mahkota
atau yang disebut tunanganku, tapi ……
NINIK TUO
Tapi apa ?
GONDAN
aku harus pergi ke gunung
ledang.
NINIK TUO
(terkejut) apa sebab
hati kau tak ingin menemui tunanganmu?
GONDAN
inyiak Tuo akan tau sendiri usai bertemu dengan tuan Tongga, apa
alasanku tak menemuinya.
NINIK TUO
apa maksud hati kau berbicara seperti itu gondan gondoriah ! tak
seharusnya kau lakukan hal semacam itu, kau temui anggun, kau ikuti upacara
pernikahanmu dengan anggun nan tongga, dia telah bersusah payah pergi
menarawang laut luas, menghantam ombak hanya untuk kembali kepadamu. Kini kau
malah ingin pergi ke gunung, kampung rami yang
akan kau tinggalkan. Kembali lah kau ke kamar ! tinggalkan niat bodohmu itu
gondan.
GONDAN
(BERSIMPUH DI HAPADAN INYIAK TUO)bagi seorang perempuan,
kesetian dan janjilah yang dipertaruhkan. maaf inyiak tuo, bukan maksud
menetang inyiak, tapi hati yang telah bulat mengambil keputusan ini, kalo
memang harus pulang, maka nama Gondan
Gondoriah yang akan kembali, sebab sudah kelam rasanya jalan di Tiku, terang
jalan ke gunung.
NINIK TUO :
Nekad kau Gondan, tak pikir panjang ! masuk
kau kedalam kamar ! (MASUKLAH GONDAN
KEDALAM KAMAR DENGAN PERASAAN YANG SEDIH)nantikan
kedatangan Tunanganmu ! (LAMPU FADE OUT)
(PERASAAN TAKUT DAN BIMBANG MENGUNCANG GONDAN
GONDORIAH)
BABAK II
Apa yang mesti aku ucapkan lagi, apa yang
mesti ku perbuat, janji yang telah
ingkar, penantian yang sia-sia !! dari pelabuhan kualo nantun kesetiaan di uji.
(GONDAN YANG TAK DAPAT MENAHAN DERU AIR
MATANYA)
Cando karakok tumbuah dibatu
Antah bilo hujan manyiram
Mato sabak hati den pilu
Den tahan tangih jatuah
kedalam
(LAMPU MATI, SET BERUBAH MENJADI SEBUAH KAMAR)
(MASUKLAH MANDEH AMEH MANAH MENEMUI GONDAN YANG
SEDANG BERSIMPUH MENAHAN DERU AIR MATANYA)
AMEH MANAH
Sudahlah anakku, tidak
rela hatiku melihat deru air mata yang
melintas di pipimu.
GONDAN
Tak ada kemarahan yang bisa ku ungkapkan ibu, hanya air mata tanda ketidaksediaanku menerima Takdir
ini.
AMEH
MANAH
(Menghapus air mata dipipi Puti Gondan Gondoriah), sudahlah anakku, apa yang
terjadi saat ini bukannya sebuah kesalahan, tapi jalan menuju kebahagian.
GONDAN
Kebahagian
apa yang bisa di dapat dari seorang lelaki yang mengkhianati kekasihnya bu ?
AMEH MANAH
Aku tak
paham maksud perkataan itu nak.
GONDAN
Aku hanya
tak ingin merasakan sebagai wanita yang dijajah oleh perasaan sendiri bu, aku
mencoba melawan takdir yang tak dapat ku pungkiri, tapi cinta yang telah ku
nantikan, telah berubah menjadi kebencian bu………
AMEH MANAH
Apa yang terjadi anakku ? ceritakan hal itu
GONDAN
Anggun Nan Tongga Putra mahkota atau yang disebut tunanganku. Ia khianati penantianku, menikahi wanita di rantau orang yang tak tau dari mana asalnya.
Anggun Nan Tongga Putra mahkota atau yang disebut tunanganku. Ia khianati penantianku, menikahi wanita di rantau orang yang tak tau dari mana asalnya.
AMEH MANAH
(MENOLEH KE ARAH GONDAN DENGAN TERKEJUT)
Apa yang kau katakan anakku ? kabar dari mana yang melintas ke telingamu ?
GONDAN
Ku minta 120 permainan salah satunya burung
nuri yang pandai bicara, ku minta permainan itu sebelum kapal nan tongga
berlayar kelaut lepas bu, sebagai tanda bukti cintanya kepadaku. Tapi kiranya
burung nuri yang pandai bicara datang ke tiku pariaman, menghampiri diriku, dan
membawa kabar, bahwa tunangan ku telah menikahi wanita yang bernama puti andami
sutan bu.
AMEH
MANAH
lantas, kau percayai kabar burung itu ?
lantas, kau percayai kabar burung itu ?
GONDAN
Aku
tak tau (MENOLEH) tak ada yang dapat ku percayai. Tapi sebagai janjiku atas
pengkhianatan cinta ini, aku akan pergi kegunung ledang bu.
AMEH MANAH
Jangan kau ikuti kebodohanmu gondan, kau
hancurkan impian yang telah ditanam sejak kau masih di dalam rahim ibu. Kau
pergi kegunung ledang, tempat sakti dan angker, entah selamat kembali pulang
entah hilang di tengah hutan, jasad tidak dijumpai, nyawa telah melayang.
Jangan jadikan itu sebagai kelemahan pada dirimu, apa yang kau derita kini,
belum tentu kebenarannya. Lebih baik kau tunggu kedatangan anggun nan tongga
untuk menjelaskan semua hal yang terjadi pada hubungan ini. (membalik dari arah
gondan) kau di ikat bersama nan tongga sejak kecil, kini kalian berdua sudah
sama-sama besar, impian membangun sejarah baru, jangan kau hancurkan karena
perasaan yang tersakiti anakku. Kau harus memahami adat negeri ini.
GONDAN
Ku pahami adat negeri ini bu, lelaki memang
lebih berharga dari pada wanita, tapi jangan jadikan hal itu sebagai senjata
untuk mempermainkan hati wanita.
AMEH MANAH
Jangan kau hancurkan impian yang telah
dibangun ini anakku, ini demi kerajaan dan keturunanmu ! Kau tak dapat
membohongi perasaanmu sendiri nak, ragamu memberontak, tapi hatimu menerima.
Ibu merasakan itu nak.
GONDAN
Lalu aku harus berdiam diri menanti seorang
lelaki yang dengan perkasa datang menghampiriku, dengan membawa kewibawaannya
dan bersandangkan gelar kemahkotaanya. Padahal dia telah melukai hatiku bu.
AMEH MANAH
Lontaran
katamu. (memegang pipi Gondan, lalu
meusapkan menghapus air matanya). ibu
memahami itu anakku, aku perempuan, sama
sepertimu. Apa yang kamu derita, terasa menusuk
kebagian dalam jiwa.
(MASUK INYIAK TUO)
NINIK TUO
Perbincangan yang serius, kau seakan telah
dewasa dan memahami adat negeri ini Gondan, tapi kau tak memahami sejarah baru
yang akan kau bangun nantinya.
GONDAN
Sejarah baru ? sejarah baru apa yang inyiak
maksud ?
NINIK TUO
Sejarah baru, yang kelak akan kau rangkai
untuk negeri ini.
GONDAN
Semua telah hancur, tak ada impian yang
bisa di bangun. Semua musnah, di pupuh oleh pengkhianatan.
INYIAK TUO
Cukup kau ikuti perasaanmu itu gondan,
hanya penderitaan yang terus membayang di perasaanmu.
AMEH MANAH
Kabayan, tak seharusnya kau memaksakan
kehendakmu pada putriku. Apapun pilihannya, itu yang akan memberikan jawaban
pada dirinya.
INYIAK TUO
Kakak kanduang, kau memahami adat negeri
ini bukan. Bahwa lelaki di sini dipertaruhkan harkat dan martabatnya.
GONDAN
sedikit banyak yang kupahami mengenai hal itu inyiak, tapi bila lelaki telah bercinta dan berada pada nafsunya. Kemuliaan bagi wanita hanyalah pasrah, sebab untuk memilih baginya pedih.
sedikit banyak yang kupahami mengenai hal itu inyiak, tapi bila lelaki telah bercinta dan berada pada nafsunya. Kemuliaan bagi wanita hanyalah pasrah, sebab untuk memilih baginya pedih.
INYIAK TUO
Gondan !!! matamu buta akan tajamnya
kecemburuan yang melingkari perasaanmu!!!
AMEH MANAH
Hentikan kabayan, sudahku katakan, jangan paksakan
kehendakmu pada putriku !
INYIAK TUO
Bukan kehendakku, tapi kehendak Puti Ganto
Pomai, ibunda Anggun Nan Tongga, putri dari Tuanku Rajo Tuo, pemimpin kerajaan
pariaman, yang menginginkan pertunangan ini !!
AMEH MANAH
Cukup !! Aku masih mengingatnya. (SUARA
MERENDAH)
INYIAK TUO
Lantas, apa lagi yang kau tunggu ! Nan
Tongga telah datang untuk mempersunting putrimu !
(LAMPU FEAD OUT)
BABAK III
Alah
tibo garan disinan
Di
kampuang tiku pariaman
Alah
tibo di tangah laman
Manjanguah
mandeh ameh manah
AMEH
MANAH
Kau
datang dengan segala kemenangan
ANGGUN
Iya,
aku datang dengan segala kemenangan Mandeh
AMEH
MANAH
Kau
berhasil menjadi pewaris yang sah atas tahta mahkota keturunanmu
ANGGUN
Iya,
aku kini aku datang sebagai seorang putra mahkota mandeh.
AMEH
MANAH
Kau
hebat
ANGGUN
seperti
ada yang terganjal pada vita suaramu mandeh
AMEH
MANAH
Jika
kau menemui gondan, mungkin jawaban yang sama akan kau dapatkan.
ANGGUN
Kenapa
?
AMEH
MANAH
Kau
tak menyadarinya ?
ANGGUN
Susah
untuk ku mengerti
AMEH
MANAH
Iya,
sebab kaum kami, lebih mengutamakan perasaan
ANGGUN
Mandeh,
tak banyak yang kupahami mengenai perasaan
AMEH
MANAH
Apa
yang mesti ku katakan lagi padamu nan tongga ? orang tua sepertiku, rasa tak
pantas lagi untuk ikut campur masalah percintaan anak muda.
NINIAK
TUO
(BERBICARA KE ANGGUN) Kau seorang lelaki
perkasa, menyeberangi luasnya lautan, berperang dirantau orang. Bahkan kau juga sudah mendapatkan warisan
tahta mahkota yang sah dari keturunanmu. Bertanggung jawab atas segala hal,
tapi …… apakah kau bertanggung jawab pada hati yang kau tinggalkan ?
ANGGUN
Semakin berat perbincangan ini inyiak.
Seakan aku tak memahami apa maksud lontaran kata yang menusuk kedalam gendang
telingaku.
AMEH MANAH
Tentu, sebab kau terlalu asik bercinta
dengan kebebasanmu di negeri orang.
ANGGUN
Mandeh …… apakah perbincangan kita ini
mengenai Gondoriah ?
AMEH MANAH
Tentu.
ANGGUN
Ondehhhh makkkkkk …… apa yang terjadi
kepada gondoriah mandeh.
AMEH MANAH
Kekecewaan yang mendalam telah membawanya
pada sebuah keraguan Anggun.
ANGGUN
Lantas, apa yang mesti ku perbuat ?
INYIAK TUO
Pertanyaan macam apa yang kau lontarkan
anggun ? seakan telah hilang kekuatan
putra mahkota, usai menyebrangi laut lepas …… terlalu asik kau dengan kebebasanmu,
sehingga kau lupa apa yang mesti kau perbuat !
ANGGUN
Terlalu banyak permasalahan yang kuhadapi
inyiak, ditambah lagi dengan permasalah cinta.
AMEH MANAH
Kecewa aku kepadamu anggun, seakan kau tak
memperdulikan perasaan kekasihmu, kau lebih asik bermain cinta di negeri orang
! kau lupa akan adat negeri ini ! mahkota yang lekat pada dirimu telah
membutakan perasaanmu !
INYIAK TUO
(MENGHENTIKAN PERKATAAN AMEH MANAH KEPADA
ANGGUN DAN MENENANGKAN KEGELISAUAN AMEH MANAH) Sudah, cukup, jangan di teruskan,
biarkan anggun menenangkan dirinya terlebih dahulu, sebab cinta tidak akan
selesai jika masih dalam amarah yang membara. Kita sama-sama percayai, bahwa seorang
lekaki putra kerajaan memiliki penyelesaian sendiri pada permasalahannya !
(LAMPU FADE OUT)
(DALAM
KESUNYIAN YANG MERADANG, GONDAN GONDORIAH YANG MASIH RISAU TERHADAP PERASAANNYA
SENDIRI BERDIAM DIRI MENANTIKAN HAL APA YANG AKAN TERJADI)
(MASUKLAH
KAMBANG BUNGO, ADIK DARI GONDORIAH, MENGHAMPIRI DAN MEMBERI KABAR BAHWA ANGGUN
TELAH DATANG UNTUK MEMPERSUNTINGNYA).
KAMBANG BUNGO
Meratap
kesedihan, sambil memandangi indahnya rembulan, apakah itu caramu menyembunyikan kesedihan ?
GONDAN
Banyak
cara yang dilakukan seorang wanita dikala semua impian hanya lah mimpi.
KAMBANG
BUNGO
Menyesal
kau dengan pilihanmu ?
GONDAN
Hidup
butuh pilihan, apapun pilihanku, pasti memiliki jawabannya sendiri.
KAMBANG BUNGO
Kalo itu
pilihanmu, kenapa kau tak memilih untuk menemui kekasihmu, dan melanjutkan
pertunangan ini ?
GONDAN
Menemuinya
? tidak, kekecewaan ku terlalu dalam, sebab nan Tongga telah mengoreskan luka yang
teramat pedih di hatiku !
KAMBANG
BUNGO
(MENOLEH, BERBICARA LANTANG) Tapi, kau menginginkan pilihan itu
bukan ?, menghindarinya dirinya hanya
akan menyiksa hatimu. Kau ambil keputusan
itu karena kau terlalu mengikuti perasaanmu. Sudahlah Gondan jangan kau
korbankan perasaanmu lagi, kau relakan pisau mencabik- cabik hatimu, kau tak dapat melawan jajahan
dalam dirimu !!
GONDAN
Kambang,
tak ada yang salah dalam pilihanku, hanya saja jalan akhir yang belum
terselesaikan.
KAMBANG
BUNGO
Pandai kau
berbicara, kini biarkan hatimu yang mengiringi jalanmu,
supaya jelas apa yang mesti kau perbuat
!! jangan bodohi dirimu GOndan, jangan kotori hati dengan kebohonganmu sendiri. (PERGI KELUAR)
(HATI
GONDA YANG SEMAKIN TERGUNJANG AKAN PILIHAN HATINYA MEMBUAT BATINNYA TAK DAPAT
MEMILIH APA YANG MESTI DILAKUKANNYA)
(LAMPU
FADE OUT)
Karambi
condong tapi pasi
Awan
mambarek dari tunggaro
Padih
ditutup sepuluh jari
Malawan
hati ndak ado guno
Kilek mambalah di
langik sanjo
Baderek awan
manangguk ujan
Sasek mengintai
mambaik ibo
Untung parasaian
indak takatokan
Bulan
sajo manyondok ari
Pabilo
Nampak bintang di langik
Gamang
muluik manyulam janji
Rindu
badarak hati takapik
DENDANG
Siboga lampu ba beleng
Nampak nan
dari ujung bawang
Disangko bumi nan teleng
Ruponyo
bapindah kasih sayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar