Geri anak yang baik
Karya
Rizki Asdiarman
Geri.. Geri ..! terdengar suara perempuan memanggil namanya. Geri
pun langsung menghampiri perempuan yang
bernama Rusmini yang sedang asik
mendengarkan acara kesayangannya di
radio. “Iya bu’’ saut gery sambil
menundukkan kepalanya.
“Nanti sore jangan lupa antarkan
belut-belut hasil tangkapan ayahmu ke rumah pak
Karyo !”
“iya bu” sahut geri dengan wajah polosnya .
Gery anak laki-laki berusia 8 tahun yang terlahir dari keluarga yang
kurang mampu, ayahnya hanya seorang pencari belut . Gery
sekarang tinggal bersama ayahnya
dan juga ibu tirinya setelah ibu kandungnya meninggal dunia satu tahun yang lalu. Geri adalah anak
semata wayang yang sangat patuh kepada orang tuanya, walaupun ibu tirinya kurang baik terhadap
Geri namun gery tak pernah membantah
atau melawan kepada ibu tirinya. geri masih kelas 2 SD, namun gery termasuk anak yang pintar diantara
teman-temannya dan juga baik hati. Tak jarang
teman-temannya mengajak gery pergi bermain bola atau belajar bersama.
Ayah gery
bernama saliman , ia selalu menghabiskan waktunya di sawah-sawah orang hanya untuk mencari belut , tak heran karna penduduk
kampung ini banyak berpropesi sebagai penangkap belut walau rata-rata pekerjaan
penduduk adalah petani. Saliman adalah lelaki yang baik dan sangat sayang kepada
Gery, tidak seperti ibu tirinya yang suka marah-marah dan membentak gery
tanpa sepengetahuan saliman, namun gery
tak ingin mengadu kepada ayahnya karna gery berpikir itu semua hanya
menimbulkan masalah terhadap keluarganya. Gery juga sering kali menemani
ayahnya ke sawah-sawah orang untuk membantu
menangkap belut, walau terkadang tak seberapa belut-belut masuk
perangkap mereka.
Suatu sore, Gery
sedang asik bermain bola bersama teman-temannya di halaman rumah pak soleh tetangga gery sendiri, anak-anak memang suka
bermain di sana sebab halaman rumah pak soleh cukup luas untuk bermain bola
atau permainan lainnya yang sering anak-anak mainkan. Sedang asiknya bermain
tiba-tiba terdengar suara ibu tirinya memanggil namanya ,”Gery ” dengan reflek
geri langsung menoleh kearah rusmini dan berlari meninggalkan permainannya,,
“iya bu”
“Heh, setiap
hari kerjamu hanya main-main saja”, sambil menepuk pundak gery
“sana cari
kayu bakar! , mau makan apa bapakmu nanti kalau kayu bakar saja tidak ada
dirumah” sambil melototi gery.
“iya bu” saut
gery dengan wajah murung menjawab pertanyaan ibu tirinya.
Gery langsung
beranjak menulusuri jalan ke arah perkebunan warga kampung untuk mencari kayu
bakar, sesampainya dikebun ,gery mengumpulkan kayu sedikit demi sedikit,
mematahkan ranting-ranting kecil. Kemudian gery mengikatnya dan beranjak untuk
pulang kerumah.dalam perjalanan pulang tiba-tiba gery melihat ayahnya sedang duduk
di pondok sawah mungkin saliman kelelahan setelah seharian mencari belut-belut.
”ayah....”
“loh.., dari
mana kamu nak ?” sambil berdiri menurunkan beban kayu bakar yang di usung gery.
”Gery tadi
mencari kayu yah, kayu dirumah kita sudah habis , ibu tidak bisa memasak kalau
kayu bakar tidak ada yah’’
‘’ya sudah, yuk kita pulang , nih kamu bawa
belut hasil tangkapan ayah hari ini , biar ayah saja yang bawa kayu bakar itu
‘’
Gery dan
saliman beranjak pulang , dalam
perjalanan kerumah, mereka tampak asik sekali bercanda ria. Eesok harinya saat
saliman ingin berangkat bekerja dia melihat geri masih berbaring di tempat
tidur ,tidak biasanya geri masih tertidur padahal matahari telah terbit,
saliman langsung membangunkan geri , tapi Saliman melihat wajah geri sangat
pucat dan badannya panas.
“geri , kamu
sakit nak?”
“badan geri panas yah” jawab Geri dengan bibir
pucat gemetar.
“Yasudah kamu
istirahat saja dirumah” biar ayah suruh ibumu membelikan obat kewarung Bu Siti, habis makan
nanti kamu minum obat ya nak”
Geri menjawab
dengan mengangguk-anggukkan kepalanya. Rusmini lalu membawakan sarapan untuk
geri walau hanya nasi putih sama ikan asin saja geri tidak pernah menolak apalagi
merengek kepada orang tuanya untuk makan makanan yang enak, setelah
menghabiskan nasi putih dengan sedikit ikan asin geri meminum obat yang telah
dibelikan ibunya.
Keesokan
harinya geri tampak lebih baik dari kemarin , geri telah bisa pergi bersekolah
kembali seperti biasanya. Ketika jam istirahat tiba geri dan teman-temannya
telah asik bermain ,bercanda ria sedang asiknya bermain, Dika salah seorang
teman geri berkata “teman-teman, nanti sore kita menangkap belut yuk ,
kebetulan sawahnya pak soleh kan sudah lama panen padi pasti sekarang sawahnya
sudah tergenang air, nah.. pasti belut-belut disawah pak soleh sudah banyak”
mendengar perkataan Dika geri langsung setuju, karna geri berfikir dia dapat
membantu bapaknya ,karna geri tahu pekerjaan bapaknya hanyalah seorang
penangkap belut. Tak ada penghasilan yang dihasilkan bapaknya selain menjual
belut-belut hasil jeratan bapaknya.
Jam telah
menunjukkan pukul 4 sore, geri langsung bergegas mengambil peralatan yang ia
gunakan untuk menjerat belut. Salah satunya ialah kail yang talinya terbuat
dari tali plastik yang di pintal. Anak-anak telah berkumpul di pos ronda dekat
rumah pak soleh , geri datang agak telat karna pulang sekolah geri membantu
ibunya . sesampai di lokasi geri dan teman-teman langsung menuju tempat untuk
menagkap belut, yaitu di sawah pak soleh yang sudah di genangi air, mereka pun
dengan senang gembira berlomba memancing belut itu, namun setelah teman-teman
Geri mendapatkan belut itu hanya tinggal geri yang belum mendapatkan belut itu,
geri pun tak mau kalah dengan mereka dengan semangat pantang menyerahnya Geri
tetap berusaha untuk mendapatkannya.
Hari pun sudah mulai gelap, tetapi Geri hanya mendapatkan sedikit belut
di bandingkan teman-temannya yang sudah banyak mendapatkan belut, dengan
tatapan kecewa Geri pulang dengan membawa sedikit belut, tetapi Geri tak pernah
putus asa untuk mendapatkan yang lebih banyak lagi, karena Geri berjanji untuk
membantu ayahnya memancing belut, sebelum berpisah dengan teman-temannya Geri
pun mengajak mereka untuk memancing belut di keesokan harinya “teman-teman bagaimana
kalo besok kita pergi memancing belut lagi”, mereka pun menjawab dengan senag hati ajakan Geri untuk kembali
memancing belut.
Keesokan harinya mereka berkumpul kembali di pos ronda dekat rumah pak
soleh, Geri datang lebih awal karena dia tidak ingin ketinggalan lagi untuk
mendapatkan belut yang lebih banyak dari hari kemarin. Mereka pun memancing
dengan penuh hikmah, tanpa ada terdenagr suara dari mereka, mereka memanacing
dengan penuh keseriusan, setelah lama mereka menunggu, akhirnya Geri lebih dulu
mendapatkan belut, dengan rasa gembira, Geri pun member tahukan kepada
temannya, tapi tak cukup sampai disitu saja Geri merasa senang, ia kembali
memancing belut, dan Geri kembali mendapatkan belut itu. Hari pun sudah gelap,
dengan rasa gembira Geri pulang, karena ia mendapat belut lebih bannyak dari
hari kemarin.
Sesampai di rumah ia memberitahukan kepada ayahnya, bahwa ia mendapatkan
banyak belut “ayah tadi Geri dan teman-teman memancing belut, dan Geri
mendapatkan banyak belut” dengan senang Geri memberitahukan ini kepada ayahnya.
“betul anak ku ….. kalo begitu kamu bisa membantu ayah menangkap belut” jawab
ayahnya sambil tertawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar