Pedagang era-80an






Salah satu pedagang yang mengadu nasib di era-80an
Uniang Kamek jadi Perintis Kafe Pertama di Unand
 


terkenal dengan nama Uniang Kamek, sebuah Kafe yang telah lama berdiri diUniversitas Andalas, tepatnya berada di Fakultas Sastra Unand  yang kini berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Andalas Padang, salah satu Fakultas yang mempunyai kenangan dengan kafe milik Yulinar atau yang dikenal dengan Uniang Kamek.
Kafetaria yang sudah berumur 20 tahun ini telah menempati sejarahnya Fakultas sastra sejak 1994. Di sinilah pusat segala urusan makan-makanan di fakultas yang banyak melahirkan sastrawan dan budayawan. Aneh rasanya jika mahasiswa serta sivitas akademika di FIB ini tak kenal dengan nama Uniang Kamek.
Yulinar, 51, pendiri dari kafe Uniang kamek termasuk salah satu yang tersisa dari puluhan pedagang yang pernah mengadu nasib saat-saat universitas tertua di Sumatera ini dibangun era-80-an.
“Awalnya, dirinya berdagang untuk memenuhi kebutuhan pekerja pembangunan Unand”. Pungkasnya.
Uniang yang telah sukses mendidik anak-anaknya hingga ke jenjang pendidikan tinggi, dan salah seorang anaknya sudah jadi seorang pembela Negara, atau tentara, bersyukur karena dengan kafenya ini ia berhasil menyekolahkan anak-anaknya.
“Sekarang anak nomor 2 telah menjadi tentara. Bertugas di Papua. Dan anak bungsu sudah masuk kuliah,” ujar wanita kamek ini.
Yulinar sempat mengisahkan kisah perjuangan hidupnya, sebelum menempati lokasi di FIB ini, dirinya telah lebih kurang puluhan kali berpindah-pindah berdagang dari satu lokasi bangunan ke lokasi bangunan lainnya.
“Dulu, kafe ini seperti bedeng atau barak-barak. Awalnya, berdagang di Rektorat, setelah itu pindah lagi, dan pindah lagi,” tegas wanita separuh tua.
Awal-awal kafe sebelum dibangun permanen sekarang ini, Uniang atau Yulinar menjual katan, lontong, dan kopi. Dan tentu saja nasi sebagai menu utamanya. Saat itu, hanya ada sekitar 4 orang pedagang lainnya. namun, hingga saat ini hanya tinggal ia sendiri yang bertahan tetap berdagang.
"Dulu itu, kafe ini sempat buka sampai jam 2 malam. Mengingat cafe satu-satunya dan para pekerja bekerja sampai malam”. pungkasnya.
Tak heran jika kafe Tua ini, selalu ramai di keburungi para pembeli, sebab, menu makanan yang disediakan di kafe Uniang kamek selain rasanya yang memacu kenikmatan lidah, juga makanan khas kampung.
“masakan disini, menyediakan masakan kampung. Ini sangat disukai semua kalangan kampus. Terbukti, Siapa saja yang mencoba masakan Uniang tak ada yang kecewa”. Jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

INSTAGRAM FEED

@pesonamata